BAJU ADAT MUNA (WANITA)
Asal daerah: Sulawesi Tenggara
Bahan :
kapas, telur ikan terbang, dan manik-manik.
Teknik Pembuatan: telur ikan terbang dipintal menjadi benang
dan ditenun kain. Kain putih terbuat dari kapas. Kapas itu dipintal menjadi
benang, benangnya ditenun dan akhirnya menjadi kain. Pembuatan baju dibuat
secara tradisional/manual dengan menggunakan tangan.
Keunikan: baju ini
unik karena menggunakan bahan dasar yang tidak biasa, yaitu telur ikan terbang.
Sarung baju adat ini ada dua lapis, yang pertama sarung adat muna dan sarung
putih polos, sarung putih polos ini melambangkan tentang kesucian wanita.
GAMBUS MUNA
Asal daerah: sulawesi tenggara
Bahan :batang pohon angsana atau nibung, kulit biawak, senar
Teknik pembuatan:
Gambus dibuat dari batang pohon dari jenis yang ringan seperti angsana
(pterocarpus indicus) atau nibung (oncosperma tigillaria) yang dipilih. Pohon
yang sudah ditebang, kemudian dipotong menurut ukuran yang telah tentukan.
Selanjutnya pohon itu dilubangi di bagian tengahnya sehingga terbentuk seperti
lubang yang dalam. Bagian ini dikenal sebagai bakal.
Bakal diperhalus dengan menggunakan kertas pasir (amplas), sehingga terlihat
bersih dan halus. Setelah itu, bakal tersebut diolesi dengan minyak kelapa agar
mengkilat. Setelah diolesi, bakal kemudian dijemur. Proses ini dilakukan
berulang-ulang sehingga benar-benar kering dan mengkilat seperti yang diinginkan
oleh pembuat gambus. Bagian yang berlubang ditutupi dengan kulit binatang.
Kulit yang digunakan adalah kulit biawak (varannus rudicollis), ular atau kulit
ikan pari. Sebelum kulit binatang dilekatkan, kulit tersebut terlebih dahulu
direndam untuk beberapa hari. Tujuannya untuk melunakkan dan memudahkan ketika
dipaku. Kulit yang sudah direndam dipaku pada bakal menggunakan paku laduh
Langkah seterusnya ialah memasang penyiput. Penyiput adalah tanduk yang
ditancapkan di bagian pangkal-atas gambus. Pada sebuah gambus, terdapat empat
buah penyiput yang berfungsi untuk menyamakan dan menegangkan senar gambus.
Kemudian, senar dipasang dengan cara mengikat hujungnya pada bagian
pangkal-atas dan menariknya ke bagian ujung-bawah gambus. Senar tersebut kemudian
dipaku. Proses ini terus diulangi hingga semua senar terpasang. Untuk
memudahkan pemain memetik senar gambus, sebuah tanduk kerbau digunakan sebagai
penyendal atau lebih dikenal sebagai kuda-kuda gambus.
Setelah selesai meletakkan penyendal, pemain gambus dapat memainkannya.
Memainkan gambus juga memerlukan cara dan tekniknya. Pemain dapat menggunakan
jari atau menggunakan pementing. Biasanya pemain lebih suka memetik gambus
dengan menggunakan pementing karena mereka dapat memainkan alat musik tersebut dalam
waktu yang agak lama.
Keunikan: meskipun saya tidak suka mendengarkkan gambus, tapi gambus
mempunyai kenuikan sendiri terhadap orang-orang yang menyukainya, biasanya
mereka dapat bermain hingga berjam-jam. Biasanya gambus dimainkan bersama
dengan pukulan botol kaca.
sippp
BalasHapus